Wednesday, December 31, 2014

Sang Penutup 2014



Stasiun Senen, 15 Februari 2014

            Amanda melihat dengan seksama jadwal pemberangkatan kereta api yang terpampang di hadapannya, mencari dengan teliti jadwal keberangkatan kereta api yang akan membawanya ke kota kelahirannya, Yogyakarta. Pukul 21.00 WIB keberangkatan kereta api senja utama, sedangkan di jam tangannya masih menunjukkan pukul 19.15 WIB yang akhirnya diputuskannya untuk mencari makan malam terlebih dahulu, agar dia bisa menghentikan para pendemo yang sedang berteriak didalam perutnya.
           
            Kakinya menyusuri jalanan keluar agar dia bisa mencari makan terlebih dahulu, matanya yang fokus melihat kedepan membuatnya tidak menyadari sekelilingnya hingga akhirnya dia menabrak seseorang.

“awww” teriak seseorang yang di tabraknya.

Amanda yang menyeadarinya buru-buru meminta maaf pada orang tersebut “maaf ya mas, saya ga sengaja” sambil menunjukkan rasa bersalahnya dan langsung melanjutkan perjalannya, hingga sebuah rumah makan yang menyediakan bebek bakarlah yang menjadi pilihannya.

Wednesday, December 24, 2014

Cinta itu Mengikhlaskan


Reina melangkahkan kakinya memasuki ruangan kelas yang akan digunakan untuk rapat. Perlahan dia buka daun pintunya, suasana ramai mulai tertangkap di dalamnya, maklum hari ini ada agenda rapat tahunan untuk pengurus baru himpunan mahasiswa satra indonesia. Wajah – wajah yang sudah dia kenal setahun belakangan ini berbaur dengan wajah-wajah anggota baru dan beberapa wajah senior di ujung ruangan yang sedang sibuk berdiskusi.

“Rei, sini lo. Anjirr ditungguin dari tadi juga malah baru dateng” Suara dari Andre terdengar nyaring di pojok kiri.

“ Oi, sorry Dre. Gua tadi berangkat langsung dari Bekasi, maklumlah Bekasi ke Depok kan jauh” ujar Reina membela dirinya.

“oh iya, planet sih ya rumah lo mah, jadi perlu berjam-jam buat sampe ke sini”
Reina buru-buru mencubit lengan Andre agar membuatnya diam “berisik lo, planet-planet juga rumah gua, lu ngarepkan biar bisa kerumah gua” ujarnya sewot


Monday, December 22, 2014

Kejutan untuk Sebuah Jarak





“satu buah ice coklat ya mbak” ucapku menyebutkan pesanan yang aku mau pada seorang pelayan cafe yang sedang kami datangi.

“dua ya, ditambah kentang gorengnya satu dan sosis bakar BBQ satu” ucap Ryan menyauti pesananku tadi.

“ko kamu ngikutin sih”

“saya ulang ya pesanannya, dua buah ice coklat, satu buah kentang goreng, satu buah sosis bakar BBQ, ada yang mau ditambah?”

“enggak ko mba cukup segitu aja” ucapnya menyauti pengucapan ulang yang disampaikan oleh pelayan tadi “aku ga ngikutin, kamu aja kali yang ngikutin”


Saturday, December 20, 2014

Hay Tuan Pemimpin


Masih ingatkah kau saat pertama kali kita bertemu? Bertatap tanpa saling bicara? Menatap diantara malu dan kikuk yang menghampiri kita. Aku masih ingat betul saat pertama kali kamu mulai menyapaku melalui media social, mengomentari apa yang sedang aku postkan disana. Kamu ingat bagaimana dulu sikap angkuh dan acuh mu yang engkau berikan kepadaku? bagaimana kamu masih dengan sosok yang berlagak kamu adalah senior sedangkan aku hanyalah juniormu, seolah ada dinding tembus pandang yang mengahalanginya.

Dulu aku hanya mampu menatapmu dengan malu-malu diantara senyum yang kau sunggingkan kepada seluruh anggota barumu. Pernahkah kita terfikir untuk berjalan sejauh ini? Melalui semuanya berdua ? Dulu aku selalu terpesona dengan sosokmu, dengan kamu yang slalu bijaksana. Masih ingatkah kamu pertama kali aku memberanikan diri untuk mengirimkan chat

Tuesday, December 16, 2014

Bertemu tapi Tidak Sejalan

Untukmu pria yang selalu mengisi otakku



Aku tak pernah tau kenapa aku mengagumimu?

Aku tak pernah tau kenapa aku begitu menggilaimu?
Bahkan aku juga tak pernah tau kenapa sampai sekarang aku masih saja bertahan dengan perasaanku. Berjuang melawan sakit karena tak memilikimu. 



Kamu....

Sosok pria yang awalnya kakak kelasku di waktu aku masih menggenakan seragam putih biru ku, bertemu secara tidak sengaja saat aku memasuki bangku SMP, saat aku melihatmu berjalan bersama teman - temanmu, hingga saat itulah aku melihat suatu keindahan tersendiri yang terpancar didalam dirimu. dan saat itulah aku mengagumimu. bagaimana ? sangat mudah bukan? begitu mudah Tampan

Dua Kata Untukmu

AKU KANGEN !!!

Monday, December 1, 2014

Ketika.....






Salahkah aku jika aku terlalu berharap padamu? Salahkah aku jika masih memperjuangkanmu sampai saat ini? Apakah itu terlalu berharap? Atau terlalu naïf? Jika aku  lebih baik dari mereka kenapa aku takut untuk berjuang? Sudikah kau melihat perjuanganku?
***
Mau sampai kapan nungguin dia ?”
“Emang ga capek nunggu terus?”
“Udah sih selesai aja, toh dianya juga susah buat bisa sama lu”
“Emang ga bosen sama dia?”
“lu itu siapanya? mau-mau aja sama dia terus!”
“Emang ga cemburu kalo dia deket sama cowok lain?”
“Dia cuma nganggep lu kakak tau”

            Semua pertanyaan dan pernyataan itu rasanya sudah menjadi makanan sehari – hari, berputar dalam otakku menocoba berotasi seolah mencari jawaban yang entah dimana aku